Jumlah populasi | |
---|---|
ca 30–32 juta (diaspora Malaysia 1.730.152)[1] | |
Daerah dengan populasi signifikan | |
Malaysia 34.987.000 (estimasi 2017) (tidak mencakup diaspora)[2] | |
Pulau Natal Populasi minoritas | Lebih dari 981[3] |
Singapura | 952.261[1] |
Australia | 174.136[1] |
Britania Raya | 84.638[1] |
Amerika Serikat | 77.647[4][1] |
Brunei | 52.001[5][6][1] |
Tiongkok | 26.248[7][1] |
Kanada | 25.337[1] |
Jepang | 18.821 (2017)[8] |
Selandia Baru | 8.661 (2019)[1] |
India | 12.228[1] |
Libya | 8.404[1] |
Jerman | 5.676[1] |
Irlandia | 4.595[1] |
Belanda | 4.036[1] |
Brasil | 2.608[9] |
Indonesia | 2.363[1] |
Bahasa | |
Melayu, Inggris Malayik • Borneo Utara • Melanau-Kajang • Asli • Dayak Darat • Sama–Bajaw | |
Agama | |
Mayoritas Islam 63,5% Minoritas
| |
Kelompok etnik terkait | |
Orang Indonesia |
Orang Malaysia (bahasa Melayu: Orang Malaysia; aksara Jawi: أورڠ مليسيا) adalah warga negara yang diidentifikasi dengan negara Malaysia. Meskipun warga negara menjadi mayoritas dari orang Malaysia, orang Malaysia non-residen dan perantauan juga dapat mengklaim identitas sebagai orang Malaysia.[10]
Negara tersebut merupakan tempat bagi orang-orang dari berbagai latar belakang kebangsaan, etnik dan agama. Maka dari itu, banyak orang Malaysia tidak mengklaim kebangsaannya dengan etnisitas, melainkan dengan kewarganegaraan dan kesetiaan kepada negara Malaysia. Namun, mayoritas populasi tergolong ke dalam beberapa kelompok rasial yang sudah ditentukan di negara tersebut dengan budaya dan tradisi tersendiri: Melayu, Orang Asli (populasi pribumi), Tionghoa Malaysia (terutama Han), India Malaysia (terutama Tamil). Mayoritas populasi non-Melayu dan non-pribumi di Malaysia modern berasal dari kaum imigran beserta keturunannya. Setelah masa awal kolonisasi oleh Portugis, Belanda dan kemudian oleh Britania Raya yang berlangsung lama, berbagai gelombang (atau puncak) imigrasi dan pembangunan permukiman oleh kelompok non-penduduk asli terjadi selama hampir lima abad dan berlanjut hingga saat ini.[11]
Independensi Malaya dari Britania Raya pada tahun 1957 berkembang secara bertahap selama paruh akhir abad ke-20 sejak pembentukan Federasi Malaya pada tahun 1948 (tidak mencakup Koloni Mahkota Singapura, Koloni Mahkota Borneo Utara dan Koloni Mahkota Sarawak). Perang Dunia II khususnya memunculkan keinginan di kalangan orang Malaya agar negaranya diakui sebagai negara berdaulat sepenuhnya dengan kewarganegaraan tersendiri.